Waktu saya masih single, hampir setiap hari saya berkhayal bertemu soulmate saya. Eitsss... saya masih tetap dalam misi menyelamatkan dunia kok. Hanya saja, rasanya lebih menyenangkan kalau tidak sendirian. Lalu, Tuhan begitu baik menganugerahkan kepada saya manusia unik yang kemudian menjadi partner saya. Namanya Omi, bukan nama sebenarnya. Itu panggilan kesayangan teman-teman saya di kampus untuk dia.
Saya dan Omi sudah berelasi selama tiga tahun. Dalam tiga tahun itu, ada banyak suka dan duka yang kami alami. Jujurly, ini relasi saya yang paling lama dan paling aneh. Kebetulan si Omi memang manusia langka. Ada 1 banding sejuta yang seperti dia. Berelasi dengan Omi berarti siap-siap membuang semua fantasi dan ekspektasi klise tentang bagaimana berelasi seperti orang kebanyakan. Omi punya caranya sendiri untuk mencintai saya. Omi membuat saya keluar dari zona nyaman. Ia memberi saya pengalaman yang sama sekali lain. Kami punya cara sendiri dalam berelasi.
Kalau dulu saya disibukkan dengan bagaimana mendapatkan kekasih, maka sekarang saya disibukkan dengan bagaimana merawat relasi. Yap, namanya juga dua individu beda budaya dan keluarga, proses mencari keseimbangan itu tidak mudah, kawan. Yang satu dari timur, satunya dari barat. Satunya suka sayur, satunya pemakan daging. Yang satu suka musik metal, satunya suka musik R & B. Yang bikin kami tetap bersama adalah karena kami ingin tetap bersama. Hubungan kami ini terdiri dari tiga pihak. Pihak ketiga itu adalah Pribadi yang mempertemukan dan menyatukan kami. Dia adalah dasar, tujuan, dan fokus hubungan kami. Kami berdua mencintai Pribadi ini. Tapi, karena kami gak mungkin menggapai Dia, makanya kami saling merangkul untuk bisa dekat denganNya. Kalau tidak ada Dia, kami bisa bubar atau bahkan tidak bakalan berelasi sejak awal. So, we are so blessed. Saya dan Omi masih terus belajar dan semoga kami terus bisa saling menemani sampai akhir
Postingan ini buat Omi. Ya kali, siapa tahu dia blogwalking ke blog ini dan membaca postingan ini hehehe. I love his witty smile.
Selamat 1000 hari, Omi.