Itu kata kunci hari ini.
Jika kamu ditugaskan untuk menjadi terang, maka kamu juga akan dipersiapkan dan akan terus-menerus diperbaharui. "Kamu mau jadi apa, Meike? Air yang membeku atau lilin yang menyala?". Itu pertanyaan Mbak Sika pada saya setelah mengeluh terlalu lama jadi garam: bertugas memberi rasa, mempengaruhi namun tidak terlihat. Kalau ada diabaikan, tapi kalau tidak ada dicari. "Apa bedanya, Mbak?," tanyaku. Mbak Sika menjelaskan, " Kalau jadi es nanti kamu mencair. Kalau jadi lilin, kamu meleleh. Kamu menerangi orang lain dengan cara mengorbankan dirimu". Aku mengerutkan kening. Kok ngeri ya?
Mbak Sika tertawa satir. Aku juga tertawa kecut dan menimpali," Hmm...setidaknya kalau jadi lilin, walaupun meleleh, masih bisa diperbaharui. Sisa-sisa lilin yang meleleh itu bisa didaur ulang jadi lilin baru". Mbak Sika tidak setuju dengan pendapatku. Menurutnya, lilin yang meleleh ya tidak berguna lagi. Lalu, aku menjelaskan panjang lebar bagaimana lilin-lilin bekas di gereja ataupun di Goa Bunda Maria dapat diproses kembali menjadi lilin baru. Tidak ada yang sia-sia, bahkan sampah pun dapat menjadi makanan lezat bagi bakteri.
Ngomong-ngomong soal dipersiapkan dan dibaharui, kami akan segera memasuki masa latihan dasar sebagai abdi negara. Percepatan kegiatan ini adalah mujizat mengingat pengalaman sebelumnya dan drama-drama yang terjadi. Dukungan untuk melanjutkan pendidikan begitu mendapatkan fungsional pun dijamin. Saya mau menangis rasanya mendengar kabar itu langsung. Namun, latsar itu jangan dikira tak ada drama. Dengan adanya aturan baru, kami wajib mengikuti tidak saja pendidikan dasar sebagai pelayan publik, tetapi juga pendidikan militer.
Selain itu, kampus tempatku bekerja masuk dalam komponen cadangan pertahanan negara. Itu artinya selain mewarisi budaya yang militeristik, jika terjadi peperangan, kami juga akan diikutsertakan. Kami harus pintar-pintar membagi diri: kapan jadi ilmuwan yang kerjanya mikir, kapan jadi abdi yang setia melayani, dan kapan jadi tentara yang siap tempur.
Doakan kami ya teman-teman. Semoga selalu kuat dan tahan banting menghadapi kehidupan ini. Kalian jangan khawatir, kami punya selera humor dan selera makan yang bagus untuk tetap ceria dan semangat.