Upik Abu dalam Drama Korea
Rabu, November 06, 2013
Dongeng Cinderella tidak pernah mati.
Kisah si Upik Abu yang akhirnya menikah dengan Pangeran tidak pernah menjadi kuno, setidaknya bagi saya. Cinderella terus bertransformasi lebih modern. Dia tidak harus mengenakan baju jaman dahulu kala atau memiliki saudara tiri yang jahat. Cinderella bisa saja sebagai anak bungsu atau anak tunggal yang mencari ayahnya. Kita tidak butuh ibu peri yang menghadiahi Cinderella kereta kencana atau gaun yang bagus. Cinderella modern bisa kerja part time atau memiliki sahabat kaya yang bersimpati padanya.
Bagaimana dengan Pangeran? Dongeng- dongeng terdahulu tidak pernah menceritakan tentang riwayat hidup si Pangeran. Ia tahu-tahu muncul mencari si pemilik sepatu kaca. Pangeran selalu muncul belakangan seperti superhero, mungkin Batman atau Iron Man. Dengan kegagahannya, ia menjemput Cinderella ke istana dan hidup bahagia selamanya. Tamat.
Pangeran jaman sekarang memiliki kompleksitas kehidupan. Keluarga yang tidak harmonis, persaingan antar saudara, ancaman dari pihak-pihak yang ingin mengambil alih kerajaan kecilnya atau menghadapi pernikahan politik demi bersatunya korporasi. Pangeran tidak harus menaiki kuda berwarna putih, jaman telah berubah, saat ini kita mengenal kuda putih itu dalam bentuk Ferrari atau Porsche. Pangeran menjadi pribadi yang kritis sekaligus romantis. Ia membenci ketidakadilan namun tidak rela melepaskan kemewahan yang dibangun diatas ketidakadilan itu.
Begitulah gambaran kehidupan Cinderella dalam drama korea. Beberapa judul film drama korea bisa kita telusuri sambil mengingat-ingat kisahnya. Mayoritas cerita tersebut berkisah tentang gadis miskin yang dijatuhi cinta oleh pemuda kaya raya pewaris kerajaan bisnis. Intrik muncul dengan berbagai variasi. Saudara tiri yang jahat menjelma sebagai tunangan Pangeran. Cinderella memiliki ibu yang cacat. Rival Pangeran juga jatuh hati pada Cinderella. Kerajaan kecil tersebut juga mengalami konflik, Presiden Direktur yang hampir mangkat serta penggantinya, kakak sang Pangeran yang diliputi dilema sebagai bayang-bayang ayahnya.
Itulah gambaran kisah Cinderella versi The Heirs yang dibintangi Lee Min Ho dan Park Shin Hye. Tentu saja seperti drama korea lainnya yang piawai mengemas cerita (meskipun sebenarnya standar) namun tetap mampu mengaduk-aduk emosi penonton lewat perkawinan scene dan backsound yang pas. Airmata siap meleleh dan impian memiliki kisah cinta dan kekasih seperti di film pun kian membabi buta. Maka, hanyutlah saya dalam perangkap pop culture dari Korean wave. Ironisnya, saya memuja sekaligus mencibir.
PS: sebagai pencibir dan pemuja (gabungan yang sangat kontradiktif) sepertinya masih lama bagi saya untuk menamatkan serial ini.
4 comments
<---- menantikan episode 11 ^^
BalasHapushoaaaa....aku baru episode 3 dek...blm ada waktu untuk ntn lagi..tapi ceritanya udah ketebak sih (abis baca resensi) hahaa
BalasHapusDari segi cerita biasa sekalia ._. Tapi...... Bertabur pemain ulala >.< Nonton pake ngecesss ^^
BalasHapuskak dwi: bangettt kak.....caranya menatap itu loh *bikin melayang kayak layang-layang putus hihi..
BalasHapus