Puisinya Sitok Srengenge yang Nyempil di Timeline
Rabu, April 17, 2013
*tumblr
Berhari-hari saya mencari kalimat yang dapat mewakilkan hasrat saya untuk memaki, barangkali mengutuk. Namun keinginan itu tak kunjung terwujud. Saya masih harus berjuang lagi untuk berpikir dan merasa.Tentu saya tak ingin memaki secara kasar lagi mengutuk dengan nada penuh amarah. Saya ingin memaki lagi mengutuk dengan bahasa yang halus namun keji sehingga mampu membuat yang akan dikutuk terluka separah-parahnya.
Dan pertolongan itu pun datang. Bukan lewat pikiran sendiri yang memuntahkan kata-kata, namun 3 bait puisi yang secara tak sengaja saya baca. Puisi itu ditwit-kan Sitok Srengenge, salah satu penyair favorit saya pada dini hari tadi. Saya menyukainya, inilah makian lagi kutukan yang saya cari-cari. Entah apa judulnya tapi kalimat-kalimat dari setiap baris adalah pedang yang saya impi-impikan.
by : Sitok Srengenge
Suatu waktu kautemu bidadari
yang membuat hatimu jatuh
lalu dadamu terasa nyeri
karena kau tahu, ia tak tersentuh.
Tiga puluh centi jarak pandang
ia anggun berselubung misteri
bila sayap mungilnya mengepak terbang
kau pun limbung dibantun sepi
Matanya hidup dalam matamu
secerlang cahaya di Bukit Sinai
bermanik satelit Pluto di orbit semu
melumpuhkan dengan sihir sebersit andai
0 comments