Love Letter : There's a Reason Behind Love At The First Sight
Senin, April 08, 2013
Setiap orang memiliki kenangan yang ia simpan dalam ingatannya. Ingatan itu dapat mengabadi hingga membuat manusia sesak oleh kenangan-kenangan itu. Kadang ingatan menjadi kabur bahkan hilang sama sekali. Namun, ada juga ingatan yang hilang sebentar dan menunggu waktu yang tepat untuk kembali. Film Love Letter yang diproduksi pada tahun 1995 adalah salah satu film yang mengambil tema ingatan manusia sebagai intisari jalan ceritanya. Shunji Iwai, sutradara sekaligus penulis skenarionya sangat apik mengemas drama bittersweet romance dengan alur maju mundur dan tidak membuat kita pusing menontonnya. Di masanya, film ini banyak meraup penghargaan termasuk mengorbitkan Takashi Kashiwabara ( yang jadi Irie Naoki di Itazura Na Kiss) sebagai rising star kala itu.
Love Letter dibuka dengan adegan peringatan 2 tahun kematian Itsuki Fujii (Takashi Kashiwabara) yang meninggal karena kecelakaan saat ia naik gunung bersama teman-temannya. Peringatan kematian itu membawa tunangan Itsuki, Hiroko Watanabe (Miho Nakayama) yang masih mencintainya pada sebuah perjalanan ke masa lampau ketika ibu Itsuki memperlihatkan buku tahunan SMA Itsuki. Dalam buku tahunan itu, tercantum alamat rumah mereka sewaktu masih tinggal di kota Otaru. Menurut ibu Itsuki, rumah itu sudah dihancurkan saat pembangunan jalan. Iseng-iseng, Hiroko pun mencatat alamat rumah Itsuki yang lama dan mengiriminya sebuah surat dengan kalimat," Apa kabar Itsuki? Aku baik-baik saja". Dua hari kemudian ia mendapat balasan.
Hiroko yang kaget mendapat balasan yang tidak mungkin itu menceritakannya pada Akiba (Etshusi Toyokawa), teman Itsuki yang juga mencintai Hiroko. Akiba sendiri mengalami kehilangan yang besar karena ia bersama dengan Itsuki saat mereka naik gunung. Sejak kematian Itsuki, Akiba tidak mau lagi naik gunung dan ia berusaha untuk menjaga Hiroko. Dalam proses kirim berkirim surat itu akhirnya diketahui bahwa yang membalas surat itu adalah Itsuki Fujii (Miho Nakayama) teman SMA Itsuki yang memiliki nama yang sama dengannya.
Lalu, apa jadinya ketika cinta yang kita percayai begitu jujur perlahan-lahan tersibak oleh ingatan masa lalu? Bagaimana rasanya dicintai hanya karena menjadi refleksi dari bayangan orang lain? Disitulah cerita kemudian mengalir, baik Hiroko dan Itsuki sama-sama menelusuri ingatan mereka tentang Itsuki. Seperti kalimat "orang yang mati lebih banyak berbicara" maka pertemuan Hiroko dan Itsuki perempuan juga menjadi jawaban atas hubungan Hiroko dan Itsuki serta kedua Itsuki. Hiroko mendapati kenyataan bahwa Itsuki perempuan memiliki wajah yang sangat mirip dengannya. Mungkin lewat film ini kita jadi tahu bahwa cinta pada pandangan pertama tidak terjadi begitu saja. There's a reason behind love at the first sight. Dan lagi-lagi cinta yang tak pernah terucap itu bikin nyesek. Kisah ini pun menunjukkan bahwa hati laki-laki juga tak kalah sedalam samudera untuk menyimpan perasaannya.
Video berikut adalah kumpulan adegan antara kedua Itsuki Fujii dengan backsoud lagu Sweet Memories yang dicover oleh Olivia Ong. Lagu ini aslinya dinyanyikan oleh Seiko Matsuda. Di film ini diceritakan, Itsuki menyanyikan salah satu lagu Seiko Matsuda sebeluma ia meninggal.
Shunji Iwai menghadirkan banyak perspektif untuk melihat sosok Itsuki yang sudah mati. Tanpa kita sadari sebenarnya Itsuki pun sudah menceritakan kisahnya lewat pandangan Hiroko, Itsuki, Akiba, dan orang-orang yang mengenalnya. Film ini pun juga memberikan gambaran seperti apa jadinya seseorang bila ia telah tiada dan ingatan kita adalah satu-satunya cara bagi mereka untuk hidup. Memang benar bahwa pada akhirnya semua pertanyaan akan terjawab, itu semua hanya menunggu waktu.
Love Letter menambah lagi daftar film favorit saya. Saya juga bingung ini antara ceritanya yang platonis abis atau karena Takashi Kashiwabara yang menjadi big crush saya waktu SD hehehee. Meskipun dialognya sederhana, tapi film ini mampu memberikan emosi yang besar.
Love Letter menambah lagi daftar film favorit saya. Saya juga bingung ini antara ceritanya yang platonis abis atau karena Takashi Kashiwabara yang menjadi big crush saya waktu SD hehehee. Meskipun dialognya sederhana, tapi film ini mampu memberikan emosi yang besar.
PS : Dua malam yang lalu saya membaca personal message BBM dari Kak Emma. Ia menulis,"In Remembrance of Things Lost", ternyata buku yang diberikan Itsuki laki-laki kepada Itsuki perempuan juga berjudul sama. Kejadian ini begitu pararel ya :)
0 comments