What's Next Step?
Jumat, Januari 04, 2013
Perempuan yang kutemui di gedung rektorat itu bertanya kepadaku dalam bahasa Inggris.
"So, what's your next step?"
saya pun menjawab, "Well, I'll plan to continue my post-graduate," sambil memberinya senyum manis.
Dia melanjutkan lagi, "Oh my dear, you should go to abroad."
Dan lagi-lagi saya menjawab sambil tersenyum, "That's all what I'm dream of..."
Terakhir dia berkata, "With many things you've done, I guess you have many oppurtunity."
Saya tersenyum lagi sambil mengamini apa yang dia ucapkan.
***
Kemewahan terindah yang dimiliki manusia adalah bermimpi. Kita merencakan hal-hal yang ingin diwujudkan. Meskipun ketuk palu dimiliki oleh Yang Kuasa, toh tak ada salahnya kita menuliskan cita-cita dan berusaha menggapainya. Meskipun nanti semesta membawa kita ke arah lain, saya yakin itu juga membawa kita kepada kebaikan. Karena meskipun boleh bermimpi, boleh berencana, kita tetap tak bisa melihat masa depan.
Akhir-akhir ini, saya merasa seperti Musa yang menunggu itinerary selanjutnya dari Dia. Sama seperti Musa juga, saya memiliki banyak kekurangan. Namun, karena Ia sudah berjanji menyertai, segalanya menjadi terasa ringan. Banyak kejutan-kejutan manis yang Ia berikan. Setelah langkah awal sudah dilewati, kini saya harus melanjutkan ke langkah berikutnya.
Akan tetapi, tiba-tiba saya dihinggapi rasa takut. Saya takut apabila saya malah tidak mampu menyelesaikannya. Saya takut akan mengecewakan orang-orang yang menaruh harapannya di pundak saya. Saya takut menghancurkan mimpi saya sendiri. Lebih tepatnya saya takut menghadapi apabila apa yang saya impikan tidak terwujud.
Kelemahan yang dimiliki manusia sejak purba adalah rasa takut. Adam takut dimarahi Tuhan karena memakan buah pengetahuan makanya ia mengalihkan kesalahan kepada Hawa, berharap Hawa-lah yang menanggung semua kesalahan dan Adam tidak dimarahi Tuhan. Tapi rasa takut juga harus disyukuri karena lewat rasa takut kita akan menjauhi apa yang tidak baik. Kita akan berusaha menghindari apa yang akan mencelakakan kita. Lewat rasa takut ada usaha untuk melakukan yang baik.
What's next step?
Saya akan melakukan apa yang bisa saya lakukan. Tetap mengerjakan apa yang menjadi bagian saya. Lalu biarkan hasilnya menjadi milik Dia. Semua akan baik-baik saja....pada akhirnya.
2 comments
Kalau saya bukan bermimpi, tapi merancang impian. Karena kalau bermimpi, kita harus tidur. Lain hal dengan impian. Saya pikir, ini kekeliruan dan kebiasaan kita semua menerima terjemahan kosa kata Ingris: Dream. yang diartiakan mimpi....
BalasHapusDaus : thanks koreksinya :)
BalasHapus