Persinggungan
Senin, Desember 31, 2012Jika kamu peka terhadap semua momen dalam hidupmu, maka kamu akan mudah merasakan dengan apa yang untuk sementara saya sebut "persinggungan". Saya masih mencari-cari istilah yang tepat untuk menggambarkan peristiwa itu dan persinggungan adalah kata yang hampir mendekati meskipun masih berbau ambigu. Bagaimana caranya untuk peka? Dengan banyak berkontemplasi : Banyak-banyaklah merasa: merasakan peristiwa pertemuan, perpisahan, kehilangan, bahagia, kesedihan, bahkan kemarahan. Banyak-banyaklah berpikir, banyak-banyaklah tertawa dan tersenyum, banyak-banyaklah bercerita dengan orang lain, dan banyak-banyaklah menangis.
Pada suatu malam sewaktu saya masih di Bangkok, saya, Jihad, dan Dayan jalan-jalan ke daerah Rambutti, salah satu area di Bangkok yang bersebelahan dengan Khao San Road untuk mencari makan. Kami melewati banyak restaurant dengan pertunjukkan live music yang keren. Sambil jalan dan memilih restaurant mana yang akan dipilih sebagai tempat makan tiba-tiba mengalunlah lagu Hero-nya Enrique Iglesias yang kebetulan dinyanyikan oleh seorang penyanyi di salah satu restaurant itu. Sontak, saya ikut menyanyikan lagu itu sambil terus berjalan . Lagu itu terus terngiang-ngiang di telinga saya bahkan sampai kami kembali ke rumah.
Beberapa waktu kemudian, ketika kami sedang berada di Vientiane, kami juga jalan-jalan menikmati malam di kota itu sambil mencari tempat makan dan menikmati kesibukan kota yang dikala siang terlihat senggang. Dan tiba-tiba mengalunlah lagu Hero dari Enrique Iglesias dari sebuah klub di ujung jalan yang bersebrangan dengan restaurant yang kami pilih sebagai tempat makan. Saya ikut menyanyi lantas merasakan bahwa ingatan saya tertarik ke masa ketika saya berada di Rambutti dan mendengarkan lagu ini. Kali ini saya tidak sendiri, Jihad juga ikut menyanyi.
Mengapa harus lagu Hero? Karena saya teringat senior saya yang pernah menyanyikan lagu ini untuk gadis yang ia cintai. Waktu itu mereka belum pacaran seperti sekarang. Meskipun gadis itu tidak ada disana saat ia menyanyikan lagu itu untuknya, saya ingat persis ekspresinya: dia hanya seorang laki-laki yang sedang jatuh cinta.
Itu adalah salah satu momen persinggungan yang pernah saya alami selama saya hidup. Persinggungan adalah perasaan yang muncul terhadap momen/sesuatu/seseorang yang melekat pada momen/sesuatu/seseorang yang pada suatu ketika terjadi kembali namun dalam keadaan yang berbeda. Bentuknya tidak selalu persis sama, namun jika itu terjadi, kamu akan tahu sendiri. Rasanya seperti ada yang memberi note: "this is it". Persinggungan selalu menghadirkan benang merah atau penghubung berupa momen/sesuatu/seseorang yang mengikat kita dengan perasaan pada momen/sesuatu/seseorang tersebut.
Hari ini Tuhan menghadiahi saya dua persinggungan. Persinggungan pertama terjadi saat saya masuk gereja untuk ibadah minggu tadi sore. Ingat kan tulisan "Christmas Present"? Percaya atau tidak, tulisan tersebut menjadi kenyataan. Namun persinggungan yang terjadi tidak menempatkan saya seperti dalam tulisan itu (kalau hal itu yang terjadi, kita bisa menyebutnya sebagai Serendipity). Kenyataan yang terjadi (dalam hal ini persinggungan) menempatkan saya sebagai si Lelaki Berbaju Batik dan Bertampang Seperti Gabungan Ari Wibowo dan Donnie "Ada Band" itu. Sayalah yang datang terlambat, dengan baju agak basah karena terkena gerimis, dan duduk di samping seorang lelaki yang kutahu sejak saya masih SMP dijuluki the Eligible Bachelor.
Ini pertemuan saya yang ke-4 dengannya dalam kurun 2 bulan ini. Dia selalu duduk sendirian di bangku yang sama. Saya baru tahu bahwa dialah si Eligible itu setelah dikenalkan Mami pada pertemuan pertama. Dan sore ini, saya duduk hanya berjarak 2 bangku dengannya. Saya bisa mendengar suaranya saat menyanyi, menangkap gerak-geriknya dari ekor mata saya, mendengarnya batuk-batuk, dan terakhir berjabat tangan dengannya seperti 3 pertemuan sebelumnya. Tak ada perment mint yang ditawarkan, karena saya sendiri yang membawa permen itu. Saat persinggungan itu terjadi, saya hanya bisa mengatakan 2 pernyataan dalam hati. Pertama: Ya Tuhan, kenapa seperti di tulisan ya?. Kedua: Oh Lord, Why I always look so messy in front of my dream mate?
Persinggungan kedua terjadi setelahnya. Powell, sohib saya datang dari Jakarta dan seperti rutinitas yang kami lakukan semasa SMA sampai kuliah, saya, Tirta, dan Powell akan pergi nongkrong. Tempatnya selalu sama yaitu di de Luna. Kami akan memesan makanan yang sama dan Powell akan menyanyikan lagu andalannya setiap kami kesana, Bukan Cinta Biasa-nya Afgan. Malam ini saya dan Powell yang menjalankan rutinitas itu tanpa Tirta yang sekarang berada di Surabaya. Lalu apa yang terjadi?
Seperti biasa, saya dan Powell akan masuk ke de Luna. Kami akan duduk di tempat yang biasa. Karena malam ini kami bertemu dengan beberapa kenalan, kami membuat pengecualian. Powell mengajak duduk di meja yang dekat dengan beberapa kenalan itu. Sambil bercerita dengan salah satu dari mereka, kami memesan makanan. Powell tidak memesan makanan yang selalu ia pesan yaitu sejenis ayam yang cara penyajiannya dibakar dengan sejenis minuman alkohol. Kali ini ia hanya memesan gorengan yang terbuat dari cumi-cumi dan udang. Saya tetap dengan menu yang sama: nasi putih + Koh Ba Ya Thai, dan double scoop gelatto oreo. Menu inilah yang selama de Luna berdiri sampai sekarang selalu saya santap. Powell hanya celetuk," Deh Meike...itu terus kau makan dari dulu di'?".
Setelah makan, Powell lalu dipanggil menyanyi. Ia menyanyikan lagu andalannya, sambil berkata kepada pengiring musik,"Lagu ini pasti saya nyanyikan kalau datang kesini". Saya mendengarnya agak jelas, karena posisi meja kami yang dekat dengan panggung. Powell pun menyanyikan lagu itu sambil mengatakan bahwa lagu ini khusus untuk saya. Ingatan saya lalu tertarik ke belakang. Persinggungan itu kembali terjadi, membuat ingatan saya terputar ketika saya masih SMA dan masih menyukai si "Pujaan Hati". Lalu momen ketika masih baru kuliah dan jeda dalam menikmati perasaan kasih tak sampai warisan jaman SMA. Kemudian, moment itu mengantarkan saya saat dinner pertama dengan mantan saya. Di tempat yang sama dengan menu yang sama. Moment itu kembali maju lagi, saat saya datang kesana dengan perasaan habis putus cinta dan memesan menu yang berbeda. Menu yang sama seperti yang dipesan Powell malam ini. Saat kenalan saya bertanya kapan terakhir kemari, saya hanya menjawab dengan kecut, "Tanggal 7 Januari."
Persinggungan itu membuat saya sadar bahwa waktu memang melingkar (benar kata Kak Ema :D). Beberapa peristiwa akan kembali namun dengan wujud yang berbeda-beda. Hal ini mengingatkan saya pada perasaan jatuh cinta. Meskipun jatuh cinta kadang-kadang menyakitkan, namun kita tidak pernah jera untuk jatuh cinta lagi. Sepedih apapun kisah yang kemarin, bila kita bertemu dengan orang yang baru, seseorang yang membuat kita ingin mengklik "connect" maka percayalah bahwa kamu akan bersukacita.
Seperti berita yang tidak lagi menjadi headline, persinggungan membuat kita menertawai kenangan yang dahulu membuat kita bersedih dan membuat kita menangisi kenangan yang dulunya membuat kita bahagia.
0 comments