Menulis itu Menginjil
Selasa, November 20, 2012"Menulislah dan jangan bunuh diri...."
- Theoresia Rumthe, blog perempuansore -
Penulis itu adalah orang yang paling jujur sekaligus pembohong nomor satu di dunia. Tak seorang pun dapat menebak jalan pikirannya, apa yang dia harapkan, atau emosi macam apa yang dia rasakan. Ia dapat menutupinya dengan sempurna sekaligus meramunya menjadi tulisan dengan daya pikat yang magis. Orang-orang yang membaca tulisan itu dapat hanyut, tersentuh, atau mungkin tersinggung dengan aksara yang dirangkai oleh sang penulis.
Menulis mungkin bagi sebagaian besar orang adalah pekerjaan yang berat. Saya bersyukur bahwa saya dianugerahi talenta ini, talenta untuk menulis. Dulu waktu SD saya memiliki buku tulis merk SIDU dengan gambar beruang yang sedang berjemur yang berisi cerita-cerita yang saya karang sendiri. Tulisan saya bergenre detektif karena pada saat itu bacaan favorit saya adalah serial Lima Sekawan karangan Enid Blyton. Setiap selesai membaca novel atau komik, saya akan mencatat nama dari tokoh-tokoh maupun tempat untuk menjadi tabungan nama yang akan saya pakai dalam karangan saya nanti. Kadangpula nama-nama itu menjadi tokoh rekaan dalam khayalan masa kanak-kanak saya.
Waktu pun berlalu, akhirnya pas SMP, Mami membelikan saya sebuah komputer. Barang itu terbilang canggih pada saat itu. Maka dimulailah masa ketika saya menuliskan cerita-cerita saya dalam bentuk novel. Lumayanlah berkat komputer itu telah lahir sebuah novel berjudul Edelweiss yang penulisannya telah sampai bab ke -4. Sayang sekali akibat virus-virus nakal yang menyerang PC komputer, semua file-file tulisan saya lenyap tanpa sisa. (PS: waktu itu belum ada flashdisk )
Syukurlah sebelum lulus SMA saya mengenal blog. Saya terhitung terlambat mengenal blog dibanding teman-teman saya yang sudah bergaul di dunia maya. Semua pembaca Halo,Meike harus berterima kasih kepada seorang Sumayya Syahidah. Mayya-lah yang pertama kali mendorong saya untuk nge-blog. Dia pula yang membuat account blog meikemanalagi.blogspot.com. Jangan heran kenapa namanya alay begini ya, waktu itu saya masih SMA hehehe...
Mayya adalah salah seorang teman karib saya sewaktu bimbel di JILC cabang Toddopuli. Selain Mayya, saya juga segeng dengan Kemas, Adnan, Miftah, Nabila, Adis, Uci, Rasyda, Cuki, Asrul, dan Vivi (Kalau kalian baca ini I just wanna say I miss you all, guys..kecuali Adnan dan Kemas karena sering ji ketemu hihii *piss bro). Meski sama-sama satu geng, namun dengan Mayya-lah saya lebih banyak bertukar pikiran. Mungkin karena hobi kami yang sama-sama suka membaca makanya kami nyambung.
Waktu itu saya dan Mayya selesai mengikuti try out di JILC. Berhubung pada masa itu nge-net di warkop ber-wifi lagi ngetrend maka berangkatlah saya dan Mayya menuju ke warkop yang tak jauh dari tempat bimbel. Terakhir saya lihat warkop itu sudah berganti menjadi tempat rental game online.
Lagi asyik-asyiknya online, Mayya lalu mengajak saya untuk membuat blog. Tentu saja yang masih asing dengan blog. Namun Mayya berhasil meyakinkan saya bahwa menulis di blog itu asyik. Mungkin Mayya begitu terinspirasi dengan salah satu penulis favoritnya, Raditya Dika yang awal karirnya juga berangkat dari seorang blogger. Maka dengan asas coba-coba, saya pun resmi memiliki blog dengan berisi 2 postingan di masa awal karirnya. Setelah itu, blog ini mati suri dan tak terisi lagi. Barulah pada tahun 2010, saat mengikuti pelatihan dasar jurnalistik TIMELINESS majalah Baruga KOSMIK Unhas, saya kemudian memberanikan diri menanam benih di dalamnya. Di Baruga-lah saya berproses dan berani untuk menuliskan pikiran dan perasaan saya. Benih itu kemudian bertunas dan tumbuh subur. Kini kalian dapat menikmati buahnya, wahai pembaca yang budiman :)
Menulis bagi saya adalah refleksi atas apa yang telah saya jalani. Hidup telah memberikan saya banyak kejutan. Dan untuk berterima kasih pada hidup, saya pun mengabadikan pikiran dan perasaan itu ke dalam tulisan. Adapun beberapa momen yang memang hanya bisa saya rasakan. Saya tidak mampu memindahkannya ke dalam kata-kata karena saya tahu kata-kata bisa saja membunuh keajaiban dari moment itu. Tulisan-tulisan saya adalah prasasti atas perjalanan hidup yang telah saya lewati. Semua rasa bahagia dan kesedihan terukir dalam tulisan-tulisan saya. Saya mencintai kenangan dan tulisan adalah salah satu cara agar saya dapat mengunjungi kenangan-kenangan itu kapanpun saya inginkan. Inspirasi itu datang dari mana saja. Kadang dari pengalaman yang saya alami, kadang dari kisah hidup orang lain, atau berasal dari hasil imajinasi yang dikolaborasikan dengan kegelisahan-kegelisahan yang dirasakan. Menulis juga sebuah curhat. Kalau mengutip kata Theoresia Rumthe, penulis favorit saya, "menulis adalah cara galau yang elegan."
Dalam keyakinan yang saya anut, setiap orang masing-masing telah diberikan talenta. Talenta-talenta itulah yang akan kita pergunakan untuk memuji dan membesarkan nama Tuhan. Menggunakan talenta yang Tuhan berikan adalah pilihan. Kamu bisa menguburkan talentamu atau membuatnya berlipat ganda dengan memaksimalkan apa yang Tuhan sudah berikan. Dulu menulis bagi saya adalah waktu pengisi luang. Perjalanan hidup membuat saya menjadikan menulis sebagai refleksi. Kini perjalanan iman telah menjadikan saya menulis untuk menginjil. Menulis untuk menyentuh hidup orang lain.
Tak pernah terlintas sedikitpun menjadikan menulis hanya untuk membuat seseorang jatuh cinta pada saya atau hanya untuk menghasilkan uang. Uang dan orang-orang yang menyukai tulisan saya adalah hasil tuaian atas apa yang telah saya tabur. Hati saya selalu bergembira apabila ada orang yang membaca tulisan saya dan ia merasa terobati, ia merasa tidak sendirian.
Kita dapat berteman lewat tulisan, kita dapat bercinta dalam tulisan. Pada akhirnya, tulisan berisi kabar baik yang harus kita wartakan.
NB : suatu saat nanti saya akan menerbitkan sebuah buku yang benar-benar "meaningfull" bagi saya dan semoga juga berguna bagi orang lain.Amin.
1 comments
amiiiinn.... ^^
BalasHapus