Jack Frost
Senin, Januari 02, 2012"Chestnuts roasting on an open fire
Jack Frost nipping at your nose
Yuletide carols being sung by a choir..."
( Celine Dion - Chestnuts Roasting On An Open Fire )
Waktu hampir menunjukkan pukul 3 dini hari ketika saya menonton film Jack Frost yang diputar di salah satu stasiun televisi. Film "Jack Frost" yang dibintangi Michael Keaton, Kelly Preston, dan Joseph Cross dirilis pada tahun 1998 dan sudah beberapa kali diputar di televisi ketika momentum Natal tiba. Tapi meski sering diputar di televisi, saya baru kali ini menontonnya dengan benar.
Layaknya film Natal yang dominan mengambil tema keluarga, Jack Frost bercerita mengenai hubungan ayah dan anak. Adalah Jack Frost (Michael Keaton), seorang musisi yang sering melakukan tur ke luar kota. Hal itu membuat ia sibuk dan membuat galau putra satu-satunya Charlie (Joseph Cross). Untung saja istrinya Gaby (Kelly Preston) adalah istri dan ibu yang pengertian sehingga ia dapat mengerti kesibukan Jack dan dapat memahami perasaan Charlie.
Konflik di film ini bermula ketika Jack berjanji akan menemani Charlie saat Natal namun ternyata Jack harus kembali tur saat Natal. Charlie pun kecewa ketika ayahnya membatalkan janji itu. Namun, tanpa diduga Jack memperoleh kesempatan untuk pulang ke rumah saat Natal. Dalam perjalanan pulang itu, Jack mengalami kecelakaan dan meninggal. Tragedi itu mempengaruhi hidup Charlie. Membuatnya menjadi pemurung, tertutup, dan mengurangi kehidupan sosialnya.
Setahun kemudian, menjelang Natal, Charlie yang rindu pada ayahnya kemudian meniup harmonika pemberian Jack. Ajaib, roh Jack kemudian kembali dan masuk dalam tubuh boneka salju yang dibuat oleh Charlie. Jadilah, Jack menebus kesalahannya kepada Charlie dalam rupa boneka salju.
Ada quote dalam film ini yang berkesan bagi saya, saat Jack berkata pada Charlie yang sedang tertidur, " Selama ini aku sibuk membuktikan diriku pada dunia tapi ternyata kau-lah bukti itu,Charlie..."
Saya menarik kesimpulan dari film ini bahwa kita jangan menyia-nyiakan orang yang kita sayangi. Selagi kita diberi kesempatan bersama, maka nikmatilah masa-masa itu sebelum kita tidak bisa lagi bersama dengan mereka. Dan satu hal lagi, kehadiran seseorang yang kita sayangi itu jauh lebih berarti daripada hal apapun di dunia ini. Hati-hati juga ketika kita berjanji pada orang yang kita sayangi, apabila kita tidak menepatinya maka kesedihan yang luar biasa akan dirasakan olehnya.
0 comments