sekejap badai datang
mengoyak kedamaian
segala musnah
lalu gerimis langit pun menangis
kekasih
andai saja kau mengerti
harusnya kita mampu lewati itu semua
dan bukan menyerah
untuk berpisah
kekasih
andai saja kau sadari
semua hanya satu ujian
tuk' cinta kita
dan bukan alasan
untuk berpisah
( Kla Project - Gerimis )
Kebahagiaan sejati bukan berasal dari dalam dunia. Kebahagiaan yang ditawarkan dunia itu bersifat semu dan hanya sementara. Lantas mengapa saya terus-terus menangisi apa yang hilang ketika nanti saya akan mendapatkan lagi?
Fase kehilangan itu sederhana. Pertama, kita akan mengalami ketidakpercayaan dengan apa yang terjadi. Masih linglung dengan perubahan. Kedua, kita mulai marah. Tidak terima dengan keadaan. Mulai menyalahkan diri sendiri dan orang lain. Mulai menyalahkan keadaan dan parahnya menyalahkan Tuhan. Ketiga, kita akan larut dalam kesedihan, kepedihan, dan kekecewaan. Airmata adalah bahasa atas kesunyian yang tidak bisa kita katakan. Rasa sakit untuk menginginkan keadaan yang lama semakin mendera. Tapi semakin kita menangis, semakin tidak ada yang terjadi.
Rasul Paulus bilang begini," Aku melupakan apa yang ada di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di depanku" (Filipi 4 : 13b). Saya tengah berjalan dalam kegelapan. Merasa lebih rendah daripada lantai dan tidak tahu apa yang menanti di depan sana. Saya ingin kembali ke belakang. Tapi ketika menengok ke belakang, justru kegelapan semakin pekat sehingga saya tidak mungkin menembusnya. Satu-satunya yang bisa saya lakukan hanyalah terus berjalan ke depan. Menanti apa yang disediakan-Nya untuk saya.
Kekosongan datang menghampiri manusia seperti virus flu yang menyerang tubuh di saat cuaca yang tak menentu. Kita akan menggigil kedinginan sekaligus merasakan panas yang membara. Kekosongan menghadirkan perasaan tidak dicintai dan diperhatikan. Seolah-olah kita adalah Adam dan Hawa yang diusir dari Taman Eden.
Kekosongan itu membangkitkan kenangan. Ia menyerang bagian paling sensitif dari diri manusia. Hatinya. Ia memeras dan menekannya dengan kenangan secara membabi buta. Tidak memberikan ampun biarpun kita berusaha berteriak minta tolong.
Kekosongan itu kejam namun ia juga mengajarkan satu hal penting. Rasa hampa itu ternyata hanya sementara. Segala yang bersifat emosi tidak bersifat kekal. Kita tidak akan terus-terusan menangis atau tertawa sepanjang hidup. Kegembiraan dan kesedihan senantiasa hadir bergantian seperti tamu yang datang ke rumah kita.
Kekosongan itu membuat luka. Masih ingat ketika kita terjatuh saat bermain atau naik sepeda? Sebuah luka baru yang berwarna merah. Kulit yang terkelupas membuat kita dapat melihat darah dan daging yang terdapat disana . Ketika kita menyentuh luka itu, maka akan terasa perih. Sakit luar biasa. Dibutuhkan waktu bagi kulit-kulit mati yang sudah terkupas itu untuk mengering. Ketika luka itu telah mengering kita masih tergelitik untuk mengoreknya lagi. Mencari kekosongan itu. Ingin menikmatinya sekali lagi. Namun, rasanya sudah berbeda. Tak lama lagi kulit-kulit mati yang mengering itu akan terkupas dengan sendirinya. Dan kita terkejut bahwa sudah ada kulit baru yang tumbuh menutupi darah dan daging yang terlihat dulu.
Tubuh memiliki cara untuk menyembuhkan setiap kerusakan yang terjadi. Begitupun hati manusia. Kita tidak bisa memaksanya bekerja sesuai keinginan kita. Yang bisa kita lakukan adalah menunggu. Menunggu hati itu menyembuhkan dirinya dengan caranya dan waktunya sendiri. Sehingga bila saatnya tiba, kekosongan itu tidak akan menghampiri lagi. Karena kebahagiaan yang serupa kulit-kulit baru yang baru tumbuh telah menyembuhkannya.
PS : #NP Alicia Keys - Try Sleeping With The Broken Heart
David Gottlieb menulis surat untuk cucunya Sam yang menderita autis sejak bayi. Sebagai seorang kakek, ia ingin mengikat benang kasih di antara jiwanya dan cucunya. Sam, meski tentu saja memiliki kondisi yang berbeda namun memiliki jiwa yang utuh untuk merasakan kasih sayang sang kakek.
Surat-surat untuk Sam ini ditulis David dalam kelumpuhannya. Suatu kisah yang menyentuh tentang pentingnya keluarga dan orang-orang yang dicintai. David bercerita kepada Sam tentang hidup, tentang kepedihan, tentang kehilangan, dan menyembuhkan luka. Dan lebih penting dari itu semua adalah tentang cinta. Cintalah yang mengubah hidup manusia.
Salah satu petikan dari buku ini yang saya suka adalah ketika David menulis keadaan dimana ia begitu down sesaat setelah ia mengalami kelumpuhan karena kecelakaan :
" Ketika aku berada dalam terowongan yang gelap, aku ingin bersama dengan seseorang yang cukup mencintaiku untuk mau duduk berdampingan denganku di dalam kegelapan. Bukan seseorang yang berdiri di luar sana sambil memberi tahuku bagaimana caranya keluar. Kupikir, itu saja yang kita inginkan.
Ketika kau terluka, dekatkanlah dirimu dengan orang yang mencintaimu dan bisa menoleransi rasa sakitmu tanpa melontarkan penilaian atau memberimu saran. Seiring dengan waktu yang berlalu, kau tidak akan terlalu merindukan apa yang dulu kau miliki dan bisa lebih menjalani apa yang kau hadapi hari ini. " (hal. 87)
Anak kelahiran 90-an ada yang suka Duran Duran tidak? saya lagi dengar lagu move on dari mereka...
by duran duran
Came in from a rainy Thursday on the avenue,
Thought I heard you talking softly.
I turned on the lights, the TV and the radio
Still I can't escape the ghost of you.
What is happening to it all?
Crazy some say-
Where is the life that I recognise?
Gone away.
But I won't cry for yesterday.
There's an ordinary world somehow I have to find.
And as I try to make my way to the ordinary world
I will learn to survive.
Passion or coincidence once prompted you to say-
Pride will tear us both apart.
Well now pride's gone out the window, cross the rooftops, runaway.
Left me in the vacuum of my heart.
What is happening to me?
Crazy some say.
Where is my friend when I need you most?
Gone away.
But I won't cry for yesterday.
There's an ordinary world somehow I have to find.
And as I try to make my way to the ordinary world
I will learn to survive.
Papers in the roadside tell of suffering and greed,
Feared today; forgot tomorrow.
Here beside the news of holy war and holy need,
Ours is just a little sorrowed talk-
Blown away.
Just blowing away.
And I don't cry for yesterday.
There's an ordinary world somehow I have to find.
And as I try to make my way to the ordinary world
I will learn to survive.
Every world is my world
(I will learn to survive)
Any world is my world
(I will learn to survive)
Any world is my world
Every world is my world
Seorang sahabat lelaki saya bertanya seperti ini, "Mei, bagaimana mengatakan cinta kepada perempuan?". Saya mendelik mendengar pertanyaannya itu. "Saya rasa laki-laki jauh lebih tahu tentang itu kan?," ujarku. Sahabat lelaki saya ini kemudian menjawab, "Tapi saya mulai ragu, Mei. Saya seperti berada di persimpangan," jawabannya membuat saya tambah mendelik. "Maksudmu?," tanyaku. "Saya bertemu dengan perempuan lain dan saya rasa saya menyukai dia."
Pernyataan sahabat lelaki saya ini membuat saya tambah galau. Apakah laki-laki tidak bisa mencintai satu perempuan saja? Disaat ia bingung menyatakan cinta kepada seorang perempuan yang dia sayang, di saat itu juga dia menyukai perempuan lain. Saya benci mengatakan sahabat saya itu plin-plan. Tapi kenyataannya ia plin-plan. Dia mengalami keragu-raguan dengan perasaannya sendiri. Kalau kamu memang benar-benar cinta, kenapa harus ragu?
Dalam cinta tidak ada keraguan. Kalau ragu itu ada, Tuhan tidak mungkin menjadikan manusia makhluk ciptaannya yang paling mulia. Kalau kamu ragu pada seseorang, mungkin dia memang bukan untukmu. Exception akan terjadi kalau seandainya kamu kembali kepadanya.
PS : to my bestfriend AM, jangan terus-terusan di persimpangan dong :p
Kamu tahu? Perbedaan antara cinta dan benci itu tipis. Mungkin sulitnya sama seperti kita mengupas bawang dengan kuku. Mungkin perihnya sama seperti ketika kita jatuh saat bermain. Yang jelas aku mencintaimu sekaligus membencimu.
Kamu tahu? bahwa setiap malam aku akan menggali ingatan supaya aku bisa bertemu kamu. Aku mengingat setiap cerita yang pernah kita tulis bersama. Kekuatan alam juga membantuku untuk mengingatmu. Sehingga apapun yang pernah menyangkut tentang kamu ataupun tentang kita berdua dulu membuatku buru-buru membalut hati. Takut darahnya merembes lagi.
Kamu tahu? setiap bertemu kamu pikiranku berubah psikopat. Aku ingin mengguncangkan otakmu supaya ingatanmu kembali. Aku ingin merobek-robek wajahmu supaya aku mengenali wajah yang dulu memandangiku. Aku ingin memukulmu agar kamu bisa memaafkan dan menerima dirimu. Aku ingin berteriak di telingamu agar kamu berhenti menyalahkan diri.
Kamu tahu bagaimana rasanya membenci sekaligus mencintai seseorang di saat yang bersamaan? Sama seperti kamu ingin muntah tapi tidak bisa. Sesak. Kupu-kupu di perutku berdisko begitu melihatmu. Jangankan langsung melihatmu, mendengar namamu disebut, mereka langsung triping.
Kamu tahu? Aku ingin memandang matamu lagi atau merasakan bagaimana kamu menyentuhku. Aku kangen bau parfum-mu. Aku ingin memelukmu. Tapi, Aku tidak kenal kamu lagi. Aku tak mau mabuk lagi. Sudah cukup. Aku sudah kena liver.
*ini mau diikutkan #kangenmantanunite tapi udah telat hehe...^^
beda
keadaan yang berubah
tak ada suara yang memanggil
tak ada gonggongan riang dari Rambo
atau deru motor yang terhenti
tak ada ayam goreng mbak Iin
atau nasi goreng dalam kompleks
banyak hal-hal yang berubah
hal-hal yang tak bisa luput dari memori
keisengan tangan-tanganku mulai menggali ingatan
ada potongan tiket nonton dalam tasku
ada 2 photobox dalam buku harian
ada buku-buku dengan pesan cinta yang manis
melewati jalan pulang lagi
sama seperti saat bulan pertama hingga kedelapan
sebenarnya tidak ada yang berubah
benar-benar tidak ada
tetap sendiri
Makassar, 21 Januari 2012
#NP Raisa - Apalah (Arti Menunggu )
Lagi suka dengan lagu ini. Kayaknya liriknya gue banget
- Westlife -
Baby I know the story
I've seen this picture
It's written all over your face
Tell me, what's the secret
That you've been hiding
And who's gonna take my place
I should've seen it comin'
I should've read the signs
Anyway, I guess it's over
Can't believe that I'm the fool again
I thought this love would never end
How was I to know
You never told me
Can't believe that I'm the fool again
And I who thought you were my friend
How was I to know, you never told me
Baby, you should've called me
When you were lonely
When you needed me to be there
Sadly, you never gave me
To many chances
To show you how much I care
I should've seen it comin'
I should've read the signs
Anyway, I guess it's over
Can't believe that I'm the fool again
I thought this love would never end
How was I to know
You never told me
Can't believe that I'm the fool again
And i who thought you were my friend
How was I to know, you never told me
About the pain and the tears
ohooooo, if i could I would
Turn back the time
oh yeah...
I Should've seen it comin'
I should've read the signs
Anyway, I guess it's over
Can't believe that I'm the fool again
I thought this love would never end
How was I to know
You never told me
Can't believe that I'm the fool again
And i who thought you were my friend
How was I to know, you never told me
Can't believe that I'm the fool again
I thought this love would never end
How was I to know
You never told me
Can't believe that I'm the fool again
And i who thought you were my friend
How was I to know, you never told me
Hubungan pacaran itu seperti kita dan sebuah rumah. Tempat kita berlindung dari panas dan hujan. Tempat kita melakukan sebagian aktivitas atau sebagai tempat kita beristirahat. Rumah yang baik adalah rumah yang mampu memberikan kenyamanan bagi penghuninya.
Pacaran tak ubahnya tinggal dalam sebuah rumah. Dengan pacarlah kita membagi hidup yang kita jalani. Jika dibuat dalam bagan, pacar memiliki garis komando khusus yang tidak bisa disetarakan atau disamakan dengan keluarga dan para sahabat. Kalau dalam bagan organisasi Kosmik, pacar itu seperti DPK, terpisah tapi penting. Tidak sama dengan pengurus tapi pendapatnya penting buat Kaisar Kosmik.
Tentu saja dalam perjalanannya, rumah tidak selamanya nyaman bagi penghuninya. Seiring berjalannya waktu, rumah itu terasa sempit bagi penghuninya. Rumah itu sudah mulai bocor di beberapa tempat. Jika sudah demikian, kita menjadi tidak nyaman tinggal dalam rumah itu. Kita berpikir untuk keluar dari rumah. Lebih tepatnya mencari rumah baru. Pindah rumah.
Mungkin saya sudah tidak bisa memberikan kenyamanan lagi bagi dia. Mungkin kebocoran di beberapa tempat sudah menyebabkan banjir yang tidak dapat ditolerir. Mungkin saya terlalu sempit untuk memberikan dia ruang gerak yang lebih besar. Mungkin jalan menuju rumah itu terlalu jauh dan curam. Mungkin saya sudah menjelma seperti hantu yang gentayangan menakutinya.
Kenangan bersama sebuah rumah tidak mudah untuk dilupakan. Tidak ada juga jaminan apakah setelah pindah rumah kita akan menemukan kenyamanan lagi dengan rumah yang baru. Akhirnya, kita hanya akan terus berpindah-pindah rumah. Mencari terus yang lebih baik. Padahal kita sebagai manusia tidak akan pernah puas dengan apa yang kita miliki.
Banyak orang karena sudah merasa sayang dengan rumahnya memikirkan jalan keluar yang lebih baik. Rumah yang terasa sempit kemudian diperbesar. Rumah yang bocor diperbaiki, rumah yang berhantu dibuatkan upacara pengusiran setan. Kenangan bersama sebuah rumah memang tidak mudah untuk dilupakan.
Mungkin saya sebagai rumahnya sudah benar-benar tidak nyaman dan rusak parah untuk ditinggali. Sehingga keputusan untuk meninggalkan rumah itu harus diambil. Sejatinya, rumah tempat untuk kita berlindung dari panas dan hujan. Rumah adalah tempat yang kita butuhkan bukan sesuatu yang kita inginkan. Tempat yang kita butuhkan menghabiskan hari-hari kita bahkan menua bersamanya. Rumah adalah satu-satunya tempat kita untuk pulang.
PS : Lagi-lagi terinspirasi Raditya Dika dan analogi briliannya tentang putus cinta sebagai pindah rumah. Ditulis sambil dengar lagunya Audy - Satu Jam Saja hehehe...:p
Di blog ini saya pernah menulis tentang bagaimana saya mencari cinta. Lalu setelah saya menemukan cinta, saya menulis apa yang terjadi setelah itu. Dan sekarang saya akan menulis bagaimana setelah saya kehilangan cinta itu.
Ibu saya bilang bahwa putus cinta bukanlah peristiwa yang memalukan. Itu sebuah proses untuk menemukan siapa dirimu dan siapa orang yang bersamamu. Itu adalah salah satu pengalaman berharga dalam hidupmu. Kabar baiknya, putus cinta adalah jalan yang harus kau lalui untuk bertemu dengan "soulmate"-mu yang sebenarnya.
Tadi sahabat saya Alvidah meminjamkan buku terbaru dari Raditya Dika yang berjudul Manusia Setengah Salmon. Dengar-dengar ini adalah kitab suci para galauers yang sedang pindah hubungan (bahasa elegan untuk putus cinta ). Dan sebagai orang yang baru saja putus cinta, saya dengan senang hati membacanya. Inilah satu contoh bahwa efek putus cinta dapat membuat saya yang sebelumnya tengah membaca novel peraih nobel sastra karangan Gabriel Garcia Marquez yang berjudul 100 Tahun Kesunyian berganti dengan Manusia Setengah Salmon-nya Raditya Dika yang kocak, menghibur, dan nancep. Betapa hebatnya putus cinta!
Menurut Raditya Dika putus cinta sejatinya adalah sebuah kepindahan. Bagaimana kita pindah dari satu hati, ke hati yang lain. Kadang kita rela untuk pindah, kadang kita dipaksa untuk pindah oleh orang yang kita sayang, kadang bahkan kita yang memaksa orang tersebut untuk pindah. Ujung-ujungnya sama: kita harus bisa maju, meninggalkan apa yang sudah menjadi ruang kosong. (hal.36)
Ironisnya, jatuh cinta yang diawali dengan menyenangkan harus berakhir dengan cara yang menyedihkan. Raditya Dika masih sedikit bermoral diputuskan di sebuah cafe dengan alasan mereka tidak cocok lagi. Sedangkan saya? 2 hari setelah tahun baru, di saat sebagian besar orang masih menikmati hari-hari yang baru, sebuah pesan singkat justru memutarbalikkan semuanya. Itu belum cukup dengan waktu 2 minggu yang harus saya tunggu untuk bisa bertemu dan membicarakannya. Hingga ditemuilah keputusan yang tetap final. Saya diusir dari rumah. Rumah hatinya.
Awalnya, saya pikir ini adalah masalah yang bisa diselesaikan. Hubungan ini masih bisa di re-build lagi. Namun, si mantan (horee...akhirnya punya mantan :p) tetap bersikeras pada keputusan dengan sebuah alasan klasik "semua ini demi kebahagianmu". Saya pembaca setia novel-novel roman picisan dan penikmat opera sabun murahan era tahun 90-an dan alasan seperti itu memang tidak bisa diterima. Alasan yang terkesan mengada-ada, maksudku tidak ada yang lebih membahagiakan dari dua orang yang saling mencintai dan tetap bersama kan?
Lucu juga kalau mengingat-ingat awal kita bertemu dan jadian. Bagaimana keseriusanmu membuatku yakin bahwa kau tidak mungkin bermain-main lagi. Begitu banyak janji yang disulam bersama. Begitu banyak rencana yang disusun untuk kehidupan kita nanti. Saya juga tidak melupakan bagaimana dengan keyakinan yang berbeda kita tetap berdiri bergandengan tangan dan menghadapi dunia. Tiba-tiba saja semua harus terbalik. Siapa yang tidak kaget? Ini bukan kesepakatan bersama. Ini keputusan yang kau ambil sendiri.
Ada satu hal yang sedikit saya sesalkan mengenai perpisahan ini. Mengapa ini dilakukan dengan cara yang benar-benar kasar dan sangat tidak romantis. Si mantan bisa saja mengajak saya ke konser Mr.Big dan pada saat lagu "To Be With You" dinyanyikan dengan merdu oleh Eric Martin, dia bisa bilang begini," Sorry, I think I can't to be with you anymore". Atau dia bisa mengajak saya ke pantai Samboang, sambil kejar-kejaran di pasir putih, si mantan bisa bilang begini," Meike, maukah kau berpisah denganku?". Kan itu lebih romantis dari pada pesan singkat di BBM.
Setelah diusir dari rumah. Saya pun jadi gelandangan yang menenteng satu-persatu kenangan-kenangan itu di tangan kanan dan kiri saya. Apesnya, saya belum menemukan rumah yang nyaman bagi hati saya. Sehingga untuk sementara saya jadi homeless. Saya bingung harus berbuat apa dengan kenangan-kenangan yang begitu banyak ini. Suka atau tidak suka, ingat atau tidak ingat, kenangan-kenangan ini serupa bayangan yang mengikuti kemana saya pergi. Dinner pertama kita, nonton film pertama kita, berantem pertama kita, sketsa-sketsa wajah yang kau buat, hingga acara pernikahan sepupuku yang kita hadiri bersama. Dimana saya harus menaruh mereka semua? Yeah, tertawakan saja saya karena sekarang saya menderita syndrom "disimpan jangan-dibuang sayang."
Cinta bertepuk sebelah tangan itu memang bikin sakit tapi putus cinta itu menyakitkan. Kita harus rela melepaskan keadaan yang dulunya akrab dengan kita. Sesuatu yang pernah ada namun kini menjadi tidak ada situasinya akan berbeda dengan sebelumnya. Kadang kita harus melihat kembali foto-foto berdua dengan si dia, menapak kembali tempat-tempat tertentu dimana pernah bersama, bagaimana barang-barang pemberiannya kini menderita dilema berkepanjangan: sweater yang diberikan itu mau dijadikan lap kaki atau mau disumbangkan kepada anak yatim piatu?
Keadaannya tidak akan pernah sama lagi. Begitu pun jika ternyata si mantan masih berkeliaran di sekitar kita. Dulu ketika mau ketemu dia di kampus wajah akan merona bahagia. Mata pun berbinar-binar ceria. Sekarang, saya butuh cermin untuk memastikan wajah saya terlihat seperti apa jika harus melihatnya di kampus. Wajah yang absurd antara mau bawa parang toraja, gembira, jengkel, sekaligus kangen. Ya Tuhan, mengapa perempuan selalu menye-menye soal urusan beginian.
Ini tulisan yang cukup panjang ya...hehehe
Tapi siapapun yang membacanya, semoga saja kalian terinspirasi. Kalau ada yang bertanya, apakah kamu sudah move on, Meike? Saya akan menjawab dengan cepat," On the process, hati tidak segampang itu ditata setelah diporak-poradakan. Ia harus dijahit dulu. Ia harus disembuhkan dulu. Hanya doa dan waktu yang dapat menyembuhkannya. Ada baiknya saya putus cinta saat ini, saya bisa bebas leluasa membaca (sesuatu yang jarang saya lakukan sejak pacaran), saya bisa fokus dengan rencana masa depan saya sendiri, saya bebas bergaul, dan tidak perlu melapor kiri-kanan atau takut ada yang cemburu ketika saya dekat dengan seseorang. Dan bonusnya, saya menemukan kembali sahabat saya yang saya kira sudah hilang. Kami berjanji akan bertemu besok dan bercerita banyak, semoga dia bisa bangun pagi nanti..hehehe....
Akhirnya saya pun melewati proses ini. Awalnya memang berat, tapi itulah bagian kehidupan yang harus saya jalani. Saya akan tersenyum dan mengangkat kepala dengan anggun. Saya akan berjalan dengan terhormat. I'm deserved to someone better just like everbody told me before.
PS : Raditya Dika kembali benar, perpindahan hati sebenarnya perjuangan untuk melupakan. Tetapi kenangan itu bersifat abadi hanya nilai rasanya nanti yang berbeda.
mimpikah diriku
PS: another lagu menye-menye yang diputar teman saya, Bapa tadi siang...
Ku Ingin Selalu Dekat Padamu
PKJ 258 : 1 & 2
Ku ingin selalu dekat padaMu, mengiring Tuhan tiada jemu
Bila kau pimpin jalan hidupku, tiada ku takut 'kan s'gala set'ru
Reff : Oh Juruslamat pegang tanganku, bimbinganMu itu ku perlu
B'ri pertolongan kuat kuasaMu
Oh Tuhan Yesus, pegang tanganku
Gelap perjalanan yang aku tempuh, namun teranglah dalam jiwaku
Susah sengsara kini kud'rita, damai menanti di sorga baka
Shrek: Um... Fiona?
Princess Fiona: Yes, Shrek?
Shrek: I... I love you.
Princess Fiona: Really?
Shrek: Really, really!
Princess Fiona: Mmmm... I love you too.
Saya berharap hidup saya seperti di film. Setidaknya wajah saya tidak kusam dan rambut saya tidak berantakan saat bertemu kamu. Tapi kenyataannya, rambut saya berantakan dan wajah saya berminyak dalam suasana hati yang kusut.
Mari kita bicara.
Suasana yang emosional memang terasa dalam ruangan itu. Saat kata-kata meluncur dan hasil yang kita harapkan ternyata berbeda. Kamu pada keputusanmu begitupun saya. Tidak ada titik temu. Haruskah saya mengalah lagi? Menerima semua keputusanmu untuk pergi seperti ketika kamu datang dalam hidup saya?
Saya berharap hidup saya seperti di film. Ketika saya menangis dan kamu memeluk saya. Kamu akan mengatakan "semuanya akan baik-baik saja". Nyatanya agak sedikit berbeda yang terjadi. Saya menangis, kamu memeluk saya, tapi tidak mengatakan "semuanya akan baik-baik saja". Kamu hanya bilang," Kuat-lah..."
Saat saya pergi dari hadapanmu, Tuhan mengabulkan sedikit scene dalam film terjadi saat itu. Ketika saya tengah membereskan barang-barang saya, tiba-tiba junior-junior kita di luar ruangan menyanyikan lagu She Will Beloved. Kamu hanya menatap saya dengan tatapan itu. Tatapan yang sama ketika kamu bilang,"Biarkan aku menemanimu". Tatapan yang sama ketika kamu bilang,"Masih maukah kau menulis tentang aku" atau tatapan saat kamu bilang, "Kamu masih mau kan menjenguk aku disini?"
Namun, saya tidak mengenali tatapan saat kamu mengatakan, "Saya tidak menginginkan hubungan ini lagi."
Saya berharap hidup saya seperti di film. Setting-nya sudah pas, ada backsound She Will Beloved dan mendung sore hari. Saya berbalik dan mendapati matamu yang menatap kepergianku. Saya memalingkan wajah tak sanggup melihat. Lalu saya berjalan terus..terus. Tiba-tiba, saya mendengar tapak-tapak kaki yang berjalan di belakangku. Ya Tuhan, apakah ini benar-benar seperti di film. Saat si pemeran pria mengejar pemeran perempuan lalu mengatakan ia mencintainya dan mereka pun berciuman?
Saya menoleh
Di belakangku berdiri seorang lelaki, ia tersenyum menyapaku.
Saya balas tersenyum.
Sayangnya, itu bukan kamu.
Kamu tidak mengejarku, mengatakan cinta padaku, kita berpelukan dan berciuman. Adegan itu tidak terjadi. Saya berjalan pulang sendirian. Gerimis pun menangis. Kamu bahkan tidak menawarkan diri untuk mengantarku.
Ini memang bukan film. Dan seharusnya saya memang tidak mempercayainya.
PS : ditulis sambil dengar Closing Time -nya Semisonic * "Every new beginning comes from some other beginning's end."
Saya menemukan kalimat ini dalam buku He's Just Not That Into You yang ditulis oleh konsultan serial "Sex and The City", Greg Behrendt dan scriptwritter-nya, Liz Tuccillo. Kalimat ini semakin memperjelas semuanya.
Alex: That's true.
Gigi: But when I was hurling my body onto yours, you did not seem to want to make it happen.
Alex: Okay, yeah, here's the thing about that... You were right. I'd gotten so used to keeping myself at a safe distance from all these women and having the power that, that I didn't know what it felt like when I actually fell for one of them... I didn't know.
Gigi: Look, I just went out with your friend Bill. He might be just exactly what I need. No drama, he calls; he does what he says...
Alex: [stepping closer] I can do that stuff too...
Gigi: But you didn't! And that same wise person told me that I'm the rule. That I have to stop thinking that every guy will change, that I have to stop thinking that...
Alex kiss Gigi
Gigi: I'm the exception.
Alex: You are my exception.
(taken film "He's Just Not That Into You")
Ini adalah PR yang diberikan Kak Dwipai pada saya. Sebuah PR yang ternyata merupakan estafet dari orang-orang sebelumnya. Kak Dwi benar ini PR pertama saya dan juga tantangan pertama yang saya dapat dari dunia blog. Berbagi rahasia memang bukan pekerjaan mudah apalagi itu dilakukan di dunia maya yang bisa dibaca oleh seluruh dunia. Tapi, kadang rahasia-mu itu bisa menjadi "something" yang merubah hidup seseorang.
Well, this is my 5 secret that I want to share :
5. Suka Menyimpan barang.
Percaya atau tidak, saya orang yang suka menyimpan barang-barang yang bernilai historis bagi saya. Baik itu kenangan bersama keluarga, teman-teman, bahkan kekasih. Barang yang paling lama saya simpan adalah sebuah buku cerita 2 dimensi yang dibelikan Mami saat saya duduk di bangku TK. Sudah 15 tahun saya menyimpan buku itu dan masih awet wujudnya.
4. Jempol saya bisa menyembuhkan
Memiliki "gift" untuk bisa menyembuhkan sebuah penyakit adalah anugerah yang tidak saya sadari. Sejak kecil saya bingung kalau orang-orang meminta saya menyembuhkan mata mereka yang kena "bicekkang" (lupa istilah ilmiahnya apa namun itu adalah kondisi dimana terdapat benjolan kecil di sudut mata) atau mengurut leher orang yang tersangkut tulang ikan. Menurut kepercayaan masyarakat bugis-makassar, anak-anak bayi yang lahir sarung plus terlilit tali pusar seperti saya memiliki kekuatan untuk menyembuhkan. Tinggal masukkan jempol saya ke air bersih dan gosok 3x di bagian yang diderita. Believe it or not, mereka sembuh :D
3. Saya tergila-gila sama Kevin Zegers
Dulu waktu zaman film Air Bud populer, saya tergila-gila dengan pemeran Josh di Air Bud, yup siapa lagi kalau bukan Kevin Zegers. Saya bahkan mengoleksi gambar-gambar Kevin dan mengumpulkannya dalam satu buku. Sebelum tidur, saya pasti akan melihat dulu foto-foto Kevin supaya bisa memimpikannya.
Setiap nonton Air Bud 3 dimana Josh ceritanya naksir seorang cewek, pasti saya akan emosi jiwa menontonnya. Cemburu buta! hahahaa...
2. Saya baru saja putus cinta.
Entah ini rahasia atau pengunguman.
1. becoming a stalker.
Kalau satu hari tidak mengecek apapun mengenai "beliau" rasanya ada yang kurang.
Well, ini adalah 5 rahasia yang saya runut dari poin paling paling besar ke yang kecil. Dari rahasia yang kecil sampai yang besar. Dan sekarang PR ini saya ingin teruskan kepada :
1. Alvidha, pasti ada rahasia yang ingin kau bagi juga kan...?
2. Tyar, saya selalu penasaran dengan rahasia dibalik alien tampan ini heheh...^^
3. Endy, junior saya yang "beda". Supaya ia juga rajin-rajin nge-blog
4. Kak Dwi a.k.a Mama Ara, karena kakak satu ini suka tantangan dalam dunia nge-blog
5. Widy, tantangan nge-blog pertama buat aci' hehehe
6. Titah, ini ajang yang bagus buat share :D
orang yang mabuk itu
mirip aku
oleng, tidak sadar, dan jujur
sebagian diri begitu ketakutan
Kau lihat pohon-pohon tua itu?
Sebagian diriku seperti itu
Aku menunggu
jawaban untuk pertanyaan
dari pernyataan yang kau lontarkan
terasa kegelapan menyelimuti
dan kabut tipis membelenggu
dingin
Kendaraan lalu lalang di depanku
Seakan mengejek
airmata perkuat rasa sedih
Untuk keputusan yang sepihak diambil
Makassar, 3 Januari 2012
Di antara kita pasti ada yang sudah menonton film 50 First Dates yang diperankan oleh Adam Sandler dan Drew Barrymore. Ini adalah film kedua yang memasangkan Adam dan Drew sebagai couple setelah sebelumnya dalam film The Wedding Singer pada tahun 1998. Film 50 First Dates bercerita tentang kisah cinta antara Henry Roth dan Lucy Whitmore. Henry adalah pria yang takut untuk berkomitmen dengan perempuan sampai ia bertemu dengan Lucy di sebuah cafe. Sayangnya, akibat kecelakaan yang menimpa Lucy setahun yang lalu, ia kehilangan ingatan jangka pendek-nya (short-term memory loss) sehingga Lucy hanya bisa mengingat kejadian sebelum hari dimana ia kecelakaan. Tapi, kondisi Lucy yang seperti itu tidak membuat Henry menciut. Ia pun dengan segala cara membuat Lucy jatuh cinta setiap hari kepadanya. Saat menonton film ini, saya juga ikut berpikir. Apa yang akan kau lakukan seandainya kau mencintai seseorang yang tidak akan mengingatmu ketika ia bangun tidur keesokan harinya? Itu memang menyakitkan tapi itu bukanlah alasan untuk meninggalkan cintamu, kan?
Meski kemudian jalan yang harus ditempuh Lucy dan Henry berliku, toh pada akhirnya mereka bersatu. Cinta memang harus diperjuangkan, itulah yang ditunjukkan oleh pasangan Henry dan Lucy. Ada satu adegan yang membuat saya tersentuh saat ayah Lucy memberitahukan sesuatu kepada Henry. Ayah Lucy bilang," Meski ia tidak mengingatmu sesudahnya tapi sejak ia bertemu denganmu ia mulai menyanyi. Hal itu tidak pernah ia lakukan sebelumnya."
dan inilah lagu yang dinyanyikan Lucy sejak bertemu Henry;
-The Beach Boys-
Wouldn't it be nice if we were older
Then we wouldn't have to wait so long
And wouldn't it be nice to live together
In the kind of world where we belong
You know its gonna make it that much better
When we can say goodnight and stay together
Wouldn't it be nice if we could wake up
In the morning when the day is new
And after having spent the day together
Hold each other close the whole night through
Happy times together we've been spending
I wish that every kiss was neverending
Wouldn't it be nice
Maybe if we think and wish and hope and pray it might come true
Baby then there wouldn't be a single thing we couldn't do
We could be married
And then we'd be happy
Wouldn't it be nice
You know it seems the more we talk about it
It only makes it worse to live without it
But lets talk about it
Wouldn't it be nice
Good night my baby
Sleep tight my baby
"Love is how you stay alive, even after you are gone"
- Professor Morrie Schwartz
(dalam buku Tuesday With Morrie karya Mitch Albom )
Sudah menjadi hukum alam bahwa dalam kehidupan manusia akan ada pertemuan dan perpisahan. Ibu saya bilang, "Kita harus siap dengan segala perpisahan, baik dalam keadaan hidup maupun mati". Kalau kau begitu bahagia dalam pertemuan maka berusahalah juga untuk tersenyum saat perpisahan tiba.
Jika Tuhan mengatur pertemuan kita maka Tuhan pula-lah yang mengatur waktu perpisahan kita. Kedua peristiwa itu terjadi di saat saya benar-benar belum siap menjalaninya. Pertemuan yang tidak siap saya lalui dan perpisahan yang tidak siap saya jalani. Namun, apalah kita ini? Manusia yang tak punya kendali apa-apa.
Bila saya begitu berbunga-bunga menuliskan pertemuan kita maka saya merasa tidak adil pada sang perpisahan jika tak menuliskannya. Hari-hari itu sudah berlalu namun perihnya masih terasa. Tidak ada yang menduga. Saya pun tidak. Dengan alasan yang tidak dapat dijelaskan, perpisahan itu telah terjadi.
Mungkin tugas ini telah selesai, mungkin juga belum. Namun, satu-satunya yang saya yakini bahwa Tuhan punya rencana untuk kita berdua. Kita akan tumbuh terpisah, belajar memaknai hidup, dan mungkin akan bertemu dengan orang-orang yang baru. Banyak yang bilang bahwa jodoh itu tak kemana. Namun, yang memutuskan untuk bersama adalah kita sendiri. Dan hanya maut sajalah yang mampu memisahkan.
Cinta tidak pernah pergi dari hati kita, manusialah yang berubah. Kita-lah yang berubah. Kau akan tahu apa yang harus dilakukan bila kau mendengarkan suara hatimu dan bukan pikiranmu yang sarat logika. Ketika segala masalah tidak dapat dipecahkan dan untuk memperbaiki keadaan malah semakin memburuk, Tuhan memberikan kita liburan. Liburan agar kita beristirahat dan memperhatikan kehidupan yang sudah dijalani sehingga kita dapat mengambil keputusan yang tepat untuk kembali bangkit.
Kita sedang liburan, Sidharta
Waktu terus berjalan tanpa kita sadari. Ada yang datang dan ada yang pergi. Kau harus siap ketika ada seseorang yang masuk ke dalam kehidupanmu. Dan kau pun harus siap ketika ia pergi meninggalkanmu.
Ketika kita membiarkan seseorang masuk ke dalam kehidupan kita, hidup kita akan berubah. Dan ketika ia meninggalkan kita, maka kehidupan kita tidak akan sama seperti sebelumnya.
*sambil dengar Gerimis-nya Kla Project
"Chestnuts roasting on an open fire
Jack Frost nipping at your nose
Yuletide carols being sung by a choir..."
( Celine Dion - Chestnuts Roasting On An Open Fire )
Waktu hampir menunjukkan pukul 3 dini hari ketika saya menonton film Jack Frost yang diputar di salah satu stasiun televisi. Film "Jack Frost" yang dibintangi Michael Keaton, Kelly Preston, dan Joseph Cross dirilis pada tahun 1998 dan sudah beberapa kali diputar di televisi ketika momentum Natal tiba. Tapi meski sering diputar di televisi, saya baru kali ini menontonnya dengan benar.
Layaknya film Natal yang dominan mengambil tema keluarga, Jack Frost bercerita mengenai hubungan ayah dan anak. Adalah Jack Frost (Michael Keaton), seorang musisi yang sering melakukan tur ke luar kota. Hal itu membuat ia sibuk dan membuat galau putra satu-satunya Charlie (Joseph Cross). Untung saja istrinya Gaby (Kelly Preston) adalah istri dan ibu yang pengertian sehingga ia dapat mengerti kesibukan Jack dan dapat memahami perasaan Charlie.
Konflik di film ini bermula ketika Jack berjanji akan menemani Charlie saat Natal namun ternyata Jack harus kembali tur saat Natal. Charlie pun kecewa ketika ayahnya membatalkan janji itu. Namun, tanpa diduga Jack memperoleh kesempatan untuk pulang ke rumah saat Natal. Dalam perjalanan pulang itu, Jack mengalami kecelakaan dan meninggal. Tragedi itu mempengaruhi hidup Charlie. Membuatnya menjadi pemurung, tertutup, dan mengurangi kehidupan sosialnya.
Setahun kemudian, menjelang Natal, Charlie yang rindu pada ayahnya kemudian meniup harmonika pemberian Jack. Ajaib, roh Jack kemudian kembali dan masuk dalam tubuh boneka salju yang dibuat oleh Charlie. Jadilah, Jack menebus kesalahannya kepada Charlie dalam rupa boneka salju.
Ada quote dalam film ini yang berkesan bagi saya, saat Jack berkata pada Charlie yang sedang tertidur, " Selama ini aku sibuk membuktikan diriku pada dunia tapi ternyata kau-lah bukti itu,Charlie..."
Saya menarik kesimpulan dari film ini bahwa kita jangan menyia-nyiakan orang yang kita sayangi. Selagi kita diberi kesempatan bersama, maka nikmatilah masa-masa itu sebelum kita tidak bisa lagi bersama dengan mereka. Dan satu hal lagi, kehadiran seseorang yang kita sayangi itu jauh lebih berarti daripada hal apapun di dunia ini. Hati-hati juga ketika kita berjanji pada orang yang kita sayangi, apabila kita tidak menepatinya maka kesedihan yang luar biasa akan dirasakan olehnya.