Prostitusi Terselubung
Sabtu, April 02, 2011Tidak ada yang dapat menggantikan bau khas sehabis hujan di sore hari. Bau yang mampu meremangkan bulu roma dan menghadirkan sensasi yang membuat berahi. Ahh..suasana sehabis hujan yang kusukai. Apalagi di tiap kisahnya selalu ada yang berbeda. Seperti sore ini, saat saya selesai hunting foto untuk keperluan tugas mata kuliah fotografi.
Saya dan Ela, teman saya, berboncengan setelah hunting di SCR alias Sentral Cakar Ratulangi. Suhu udara yang mendingin akibat guyuran hujan membuat kami berdua lapar. Saya pun mengusulkan untuk makan sate. Ela sepakat. Ia menyarankan penjual sate langganannya. Namun sayang seribu sayang. Si Mas Penjual Sate rupanya belum jualan. Masih terlalu dini memang saat itu.
Ela kemudian memutar laju motornya. Kami memutar lewat jalan yang disingkat Ablam. Ela lalu bercerita tentang masa-masa saat ia pernah tinggal disitu. Sepeda motor Ela terus melaju menghasilkan cipratan becek dari jalanan yang tak teraspal. Kanal besar menjadi perantara antara dua jalan yang saling bersisian. Anak-anak kecil berlarian tak beraturan sambil mengangkat tinggi-tinggi layang-layangnya. Saya berteriak. Benang gelas layang-layang itu cukup dekat dengan jarak pandang mata Ela. Saya agak trauma dengan benang gelas karena pernah teriris sewaktu kecil untung jari saya tidak putus. Waktu itu saya sedang mengayuh sepeda dan merasa ada yang tidak wajar dengan sepeda saya. Kontan saya berhenti dan menyelidiki apa yang terjadi. Ada benang yang nyangkut di rodanya. Saya pikir itu adalah benang biasa. Saya lalu menariknya dan mengalirlah darah segar dari buku-buku jari saya. Saya melongo. 5 menit kemudian saya menangis.
Ela masih lanjut bercerita bahkan setelah saya berhenti menjerit melihat benang gelas yang sudah berlalu. Tiba-tiba Ela berkata pada saya,
Ela : Liat ko rumah besar yang pagarnya tinggi dan berkawat..
Saya : Mana?
Ela : Itu yang sebelah kanan.
Saya : Oh iya. Kenapa dengan rumah itu?
Ela : tempat prostitusi itu disitu.
Saya : APAA...masa???
Ela : dehh..kalau malam banyak mobil kesitu nah..
Saya : kayak Nusantara?
Ela : iyo. Tapi terselubung ki...
Saya termenung.
Sebuah tempat prostitusi di tengah-tengah kehidupan masyarakat yang di bawah garis kemiskinan? Ini suatu kewajaran. Kewajaran yang disengaja.
0 comments