Kata Kakek Paulo
Jumat, April 15, 2011Kita para perempuan, saat mencari arti kehidupan atau jalan menuju pengetahuan, selalu mengidentifikasikan diri dengan salah satu dari empat bentuk dasar klasik.
Sang Perawan ( dan yang kumaksud bukanlah keperawanan seksual) adalah dia yang pencariannya bermula dari kemandirian yang sempurna dan segala sesuatu yang dia pelajari adalah buah dari kemampuannya mengatasi tantangan seorang diri.
Sang Martir menemukan jalannya menuju pengenalan diri melalui rasa sakit, penyerahan, dan penderitaan.
Sang Orang Kudus menemukan alasan sebenarnya untuk hidupnya dalam cinta tak bersyarat dan dalam kemampuannya memberi tanpa mengharapkan imbalan apa pun.
Terakhir, sang Penyihir membenarkan keberadaannya dengan menjalani pencarian kenikmatan yang sempurna dan tak terbatas.
Normalnya, seorang perempuan harus memilih satu dari bentuk-bentuk dasar feminitas tradisional ini, tetapi Athena adalah keempatnya dalam satu tubuh.
( The Witch of Portobello - Paulo Coelho, hal 23-24 )
Sang Perawan ( dan yang kumaksud bukanlah keperawanan seksual) adalah dia yang pencariannya bermula dari kemandirian yang sempurna dan segala sesuatu yang dia pelajari adalah buah dari kemampuannya mengatasi tantangan seorang diri.
Sang Martir menemukan jalannya menuju pengenalan diri melalui rasa sakit, penyerahan, dan penderitaan.
Sang Orang Kudus menemukan alasan sebenarnya untuk hidupnya dalam cinta tak bersyarat dan dalam kemampuannya memberi tanpa mengharapkan imbalan apa pun.
Terakhir, sang Penyihir membenarkan keberadaannya dengan menjalani pencarian kenikmatan yang sempurna dan tak terbatas.
Normalnya, seorang perempuan harus memilih satu dari bentuk-bentuk dasar feminitas tradisional ini, tetapi Athena adalah keempatnya dalam satu tubuh.
( The Witch of Portobello - Paulo Coelho, hal 23-24 )
PS : Kakak-kakak memanggilku adik Athena
1 comments
Sepertinya saya penggabungan sang perawan dan penyihir :)
BalasHapus