Si Bunga Cengkeh Yang Perkasa
Selasa, Januari 18, 2011Martha Christina Tiahahu namanya.
Ia adalah salah seorang putri bangsa yang melawan penjajahan atas negeri ini. Perempuan yang lahir di desa Abubu, Nusa Laut, 4 Januari 1800 ini lebih memilih mengangkat senjata untuk berperang melawan Belanda di saat gadis-gadis seumurannya lebih tertarik dengan bedak dan gincu. Bersama ayahnya, Kapitan Paulus Tiahahu, ia membantu Kapitan Pattimura dan segenap rakyat Maluku dalam perang yang dikenal dengan sebutan Perang Pattimura saat mereka menyerang Benteng Duurstede dan dalam beberapa pertempuran lainnya.
Martha Christina adalah gadis yang pemberani dan konsekuen terhadap cita-cita perjuangannya. Di usia yang masih sangat muda ia telah memiliki prinsip untuk membela bangsanya. Rambutnya yang tergerai panjang dan diikat kain berang ( merah ) khas orang Maluku menjadi style-nya setiap berperang. Dalam pertempuran yang sengit dan karena kalah jumlah juga perlengkapan senjata, Martha Christina dan pejuang lain ditahan. Ayahnya, Paulus Tiahahu, divonis hukuman mati. Martha Christina berusaha menyelamatkan ayahnya tetapi sia-sia. Semakin benci-lah ia terhadap Belanda.
Di atas kapal Eversten, kapal yang membawa tawanan untuk diasingkan di Pulau Jawa, Martha Christina jatuh sakit. Keberanian dan ketabahannya telah memberikan simpati kepada komandan kapal itu, Verhull. Namun, Martha Christina tetap tak bergeming. Ia tetap tidak mau menerima kebaikan dari bangsa yang telah menjajah bangsanya. Ajal akhirnya menjemput Martha Christina pada tanggal 2 Januari 1818 dalam usia 17 tahun. Jasadnya diluncurkan ke Laut Banda dengan penghormatan militer.
Setiap tanggal 2 Januari diperingati sebagai hari Martha Christina Tiahahu. Masyarakat Maluku biasanya menabur bunga di monumen Patung Martha Christina Tiahahu di Karang Panjang, Ambon.
Sejak kecil saya sangat menyukai kisah Martha Christina ini. Cerita Patungnya yang bagus di Karang Panjang selalu menuai rasa penasaran di hati. Belum lagi cerita menggelitik bahwa tempat monumen nasional ini jika malam menjadi tempat kaum muda kota Ambon untuk berpacaran. Kenapa bisa ya ? Karena di tempat berdirinya patung ini, kita bisa melihat pemandangan yang indah dari atas kota Ambon. Baik itu di pagi, sore, maupun malam hari.
Beberapa tahun kemudian ketika saya ke Ambon, saya akhirnya bisa melihat patung ini. Dan memang benar, patung ini luar biasa. Setiap memandangnya ada rasa heroik yang keluar. Saya seolah-olah merasa seperti reinkarnasi dari Martha Christina Tiahahu. Saya sungguh mengagumi perempuan yang dijuluki si bunga cengkeh yang perkasa ini.
0 comments