Cemburu
Sabtu, Oktober 23, 2010" Makan hati jadinya cantik...Aku cemburu..." ( Cemburu - Dewa 19 )
Semua orang pasti pernah merasa cemburu. Bahkan Kain membunuh Habel, saudaranya, karena cemburu melihat persembahannya tidak diterima Tuhan sedangkan persembahan Habel diterima. Jadi, cemburu adalah lumrah dan pasti terjadi dalam kehidupan manusia. Anaknya manusia pertama saja sudah ber-cemburu-ria...hehehe..
Rasa cemburu memang lebih sering muncul karena rasa ego kita. Kita selalu ingin menjadi yang " ter- " dalam segala hal. Tapi ketika ada orang lain yang mampu menjadi "ter- " itu, kita merasa diabaikan. Merasa tidak suka lebih tepatnya. Karena ada orang yang mampu menggeser singgasana "ter-" yang selama ini kita duduki.
Cemburu lebih sering dialami orang yang dilanda asmara. Misalnya saja saya sedang naksir dengan seorang pria. Awalnya dia selalu memberi perhatian kepada saya. Saya pun senang luar biasa karena perhatian yang diberikannya itu. Namun, hal yang indah itu berubah menjadi masalah ketika si dia juga memberi perhatian yang sama kepada perempuan lain. Walaupun mungkin saja itu cuma perhatian seorang teman. Tapi, tetap saja saya cemburu. Saya maunya saya saja yang diberi perhatian, yang lain tidak usah. Nah, egois sekali kan...?
Cemburu juga biasa terjadi kepada orang yang sedang dalam taraf pacaran. Seperti yang dialami seorang sahabat saya. Dia cemburu kalau mantan pacar pacarnya ( jadi ex-girlnya boyfriend-nya sekarang ) mendekati pacarnya. Entah itu walau cuma komen-komen status di facebook atau ketika si pacar bercerita mengenai mantannya. Yang paling bikin sahabat saya bete kalau pacarnya mulai membandingkannya dengan si mantan. Wahh, sahabat saya bisa langsung naik darah. Alhasil, kami yang akan kena tumpahan curahan hatinya. Ia akan berkali-kali menanyakan " Lebih cantik saya kan daripada si Anu " atau " Ih...lebih keren saya kali.." dan masih banyak lagi pembenaran yang dibuat sahabat saya ini. Walaupun kami yang dimintai pendapat juga setuju dengan dia. Sahabat saya memang jauh lebih dari segala-galanya ketimbang si Ex. Seharusnya jika sahabat saya tahu dirinya lebih dari si Ex ini, dia tak perlu cemburu kan ?. Dia tak perlu takut pacarnya diambil kan ?. Toh, dia yang lebih plus-plus. Tapi tetap saja cemburu menguasai hati. Bahkan ketika kami sedang bercanda saja tentang mantan pacar pacarnya itu, sahabat saya bisa langsung sensian tingkat tinggi. Nda rela gitu loh !
Suami-Istri juga sering bercemburu-ria. Tapi mungkin pasutri lebih kompleks masalahnya. Tidak seremeh temeh pacaran. Mulai dari masalah perekonomian, ada-nya isu perselingkuhan, sampai hal kalau si anak lebih dekat dengan salah satu orang tuanya. Berhubung saya belum berumah tangga, maka cemburu versi married people dipending dulu.
Kembali ke masalah cemburu, saya jadi ingat quotes dalam film 3 Idiots saat Farhan dan Raju melihat nama Rancho berada di urutan paling atas yang berhasil lulus dengan nilai tertinggi, " That day we learned, when your friend flunks, you feel bad, when he tops, you feel worse."
Masuk akal. Kita sedih kalau teman kita mendapat kegagalan. Tapi ketika ia berada di atas, kita malah merasa buruk. Kadang pula dengan jahatnya kita berbicara dalam hati " Kenapa harus dia ? Harusnya kan saya..!"
Lalu apakah cemburu itu buruk ? Jahat ? Atau Dosa ?
Biarkan hati nuranimu yang menjawab. Jika ternyata rasa cemburu itu membuat kita terpacu untuk maju, maka itu adalah hal yang baik. Tapi jika ternyata kita malah menjatuhkan orang lain, sudah pasti dan sudah jelas : It's evil...!
0 comments