Wedding oh Wedding...
Sabtu, Juni 05, 2010
Ini hanyalah mimpi seorang gadis. Seorang gadis yang ingin menemukan dan dicari Pangeran-nya. Dalam sisa-sisa kerapuhannya, si Gadis tetap berharap. Suatu saat, ada seorang pria yang datang dan berkata bahwa hanya dialah yang ada di hatinya. Dia akan datang dan bernyanyi seperti Adam Sandler di film The Wedding Singer. Dia akan menjaga Gadis itu seperti Jake menjaga Rose di film Titanic. Dia akan se-gentleman Richard Gere di film Pretty Woman. Sedangkan si Gadis? dia akan menjadi Putri Mia di Princess Diaries. si Gadis akan seperti Jane di 27 Dresses. Pangeran itu akan datang. Ya, si Right Man akan datang. Sekarang ini yang dibutuhkan si Gadis adalah BERSABAR.
Akhir-akhir ini, suasana dalam keluargaku diliputi kebahagiaan. Ini semua disebabkan rencana pernikahan salah satu sepupuku yang jika Tuhan berkenan akan dilaksanakan dalam waktu dekat ini. Seluruh keluarga sudah mulai sibuk. Termasuk juga saya. Saya sibuk memikirkan model baju apa yang akan saya kenakan berhubung bentuk badan sudah tidak seperti dulu lagi. Jadi saya memutuskan untuk membongkar semua majalah-majalah lama maupun baru, minta saran Mami, kemudian menggabungkan pemikiran Ibu-Anak ini dalam satu sketsa gambar. Selain itu, karena pernikahannya juga akan diadakah di Pulau Dewata, maka saya pun sudah merencanakan setumpuk pakaian agak-setengah-minim untuk menghirup eksotismenya pulau ini. Who Knows, saya bertemu Pangeran saya di pulau ini.
Kembali ke soal pernikahan, saya suka acara pernikahan. Sungguh bahagia melihat 2 insan yang saling mencintai terpaut dalam ikatan suci pernikahan dan memulai hidup baru sebagai teman hidup. Selain acara makan-makannya yang ditunggu, saya paling suka bagian potong kue pengantin, bagian kissing-nya, dan tentu saja bagian utamanya : saat pengantin memasuki Gereja dan Gedung Resepsinya, Pengucapan janji nikahnya serta Pemberkatannya. Ada perasaan haru yang magis ketika kita melihat sepasang pengantin itu berjalan masuk diiringi musik yang romantis. Betapa bahagia, lucu, dan gugupnya pengantin saat mengucapkan janjinya dan kita pun seolah-olah merasakan kehadiran Tuhan saat pemberkatan pernikahan itu, saat tangan Pendeta dan Majelis tertumpang atas mereka. Setelah acara resepsi digelar, semua orang tahu apa yang akan terjadi setelah itu.
Lalu bagaimana dengan saya ? Saya juga ingin menikah. Semua orang tentu ingin menikah. Siapa yang tidak? Ok, mungkin ada yang memilih untuk tidak menikah karena suatu hal. Seperti para biarawan atau mungkin karena pengabdian akan keluarga dan pekerjaannya. Tapi saya ingin menikah dan sejak lama telah membuat list-list tentang "the day" itu. Pertanyaan-nya siapa yang akan menjadi "Mempelai Pria"-nya ?
Memikirkan siapa calon suami saya seperti memperkirakan kapan lagi gerhana matahari akan muncul. Sangat tidak terduga dan bisa terjadi kapan saja dengan siapa saja. Kita tidak tahu siapa jodoh kita. Bisa saja itu adalah orang yang telah lama dipacari, orang yang telah lama dicintai tetapi berpisah karena suatu hal, atau orang baru yang betul-betul muncul karena memang dia-lah jodoh kita. Semuanya bukan terjadi karena kebetulan tetapi karena... (saya benci menyebut ini) karena TAKDIR. Yeah, dalam kitab suci ditulis bahwa Tuhan sudah menuliskan garis hidup kita jauh sebelum kita lahir dengan rencana-rencana-Nya untuk kita. Jadi, apapun yang terjadi dalam hidupmu bukan karena kebetulan. Saya setuju akan hal ini. Saya tidak ingin pernikahan saya terjadi karena kebetulan dengan orang yang kebetulan. Tapi terjadi sesuai dengan rencana-Nya dengan orang yang dipilih-Nya untuk saya, serta pernikahan yang terencana dengan baik. Yeah, seperti lagunya Guns'n Roses "all I need is just a little patience..."
--------------------AMIN-----------------------
0 comments